Tingginya ketergantungan masyarakat
Kota Bandung terhadap kendaraan pribadi, tentu saja tidak hanya menimbulkan
kemacetan, yang telah menjadi masalah klasik kota kita ini. Selain kemacetan,
ketergantungan penggunaan kendaraan pribadi juga meningkatkan konsumsi bahan
bakar, di mana bahan bakar ini merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui. Untuk mencegah masalah yang lebih disebabkan oleh peningkatan
penggunaan mobil pribadi ini, sangat direkomendasikan pembuat keputusan publik
untuk mampu membuat masyarakat meninggalkan mobil pribadinya dan menggunakan
transportasi umum. Tentu saja pemerintah harus memberikan layanan
transportasi yang menarik serta kreatif sebagai modus transportasi alternatif
dalam kota.
Transportasi merupakan salah satu permasalahan besar yang dihadapi
kota Bandung, Kendaraan yang semakin hari semakin bertambah tidak diimbangi
dengan fasilitas dan perbaikan sistem yang memadai. Hal ini membuat wajah kota
Bandung semakin hari semakin tak karuan.
Jika kita
melihat akses jalan yang ada di Bandung sebenarnya sudah sangat kompleks,
setiap rute dan daerah daerah yang menjadi jantung kota Bandung dapat jangkau
dengan beberapa akses jalan, ini artinya secara jaringan trasportasi Bandung
sudah memiliki akses yang baik, tapi kenapa masih terjadi kemacetan?
Ini fakta yang
diperoleh selama pengamatan transportasi di
beberapa jalan utama di Bandung.
Ini dia
hasilnya:
Coba kita bayangkan berapa puluh mobil dan berapa ratus motor baru yang
masuk ke bandung setiap harinya, tanpa di imbangi dengan perkembangan jalan
yang tidak sepadan, membuat bandung semakin macet saja.
- Bahu jalan yang menampung semua jenis kendaraan tidak memenuhi kapasitas yang seharusnya, jika dianalisis menggunakan metode rekayasa transportasi maka kapasitas jalan di Bandung sudah melewati kapasitas rencana, sehingga kecepatan rencana yang diinginkan perancang tidak tercapai, akibatnya macet.
- Tidak ada perlakuan khusus untuk pengendara becak dan sepeda tanpa motor, hal ini akan mengganggu mobilitas yang ada di jalan tersebut, karena moda transportasi tanpa motor memiliki kecepatan yang relatif rendah dan rata rata tidak memiliki sinyal pada kendaraan bermotor, hal ini akan sangat mengganggu kelancaran lalu lintas, apalagi pengguna moda ini tidak taat aturan lalu lintas.
- Tidak semua jalan besar di Bandung memiliki trotoar, sehingga pejalan kaki mengambil badan jalan yang menimbulkan kemacetan.
- Beberapa titik di jalan utama dikuasai para pedagang, ini dia yang agak susah dihapus, karena para pedagang membayar keamanan pada oknum tertentu, sehingga tak bisa dipungkiri kongkalikong kecil kecilan juga sudah menjadi hal biasa dalam masyarakat kita.
Jadi Solusinya gimana????
Ini ideku:
Bus merupakan
Transportasi Massal yang paling murah dan aplikatif
Kereta api juga bisa menjadi salah satu moda transportasi masal yang
efektif untuk mengurangi kemacetan di bandung.
Trans Merto
Bandung adalah salah satu upaya pemerintah Kota Bandung untuk mengurangi
kemacetan di bandung, dengan menambah fasilitas angkutan masal diharapkan bisa
mengurangi kemacetan.
![]() |
bersepeda ke kampus atau ke kantos bisa menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan, selain itu juga ramah lingkungan. |
- Transportasi massal. Ini merupakan solusi yang sudah ditawarkan di banyak kota besar di Indonesia, secara matematis sistem ini terbukti bisa menguragi jumlah kendaraan yang ada di jalanan, sehingga volume kendaraan bisa ditekan. Hal ini sudah diterapkan di banyak kota besar di dunia seperti Tokyo.
- Perbaikan Jalan. Badan jalan yang rusak menjadi kendala dalam memenuhi kecepatan rencana, kerusakan badan jalan terjadi karena banyak faktor diantaranya adalah cuaca Bandung yang sering terjadi hujan membuat aspal mudak untuk terlepas, dan bisa juga berat kendaraan melewati batas maksimum yang diijinkan.
- Pembatasan Jumlah Kendaraan.
Untuk mengurangi
kemacetan di bandung harus dilakukan oleh semua pihak, pemerintah memberikan
sarana dan prasarana sebagai solusi kemacetan di bandung, dan kita sebagai
masyarakat ikut membantu program pemerintah untuk mengurangi kemacetan di
bandung, karena untuk menuju sebuah tujuan bersama harus dilakukan secara
bersama-sama juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar